PERNYATAAN TIM INTERSASTRA
// INTERSASTRA TEAM'S STATEMENT
26 September 2021
(English below)
Pernyataan publik ini kami buat sebagai tanggapan terhadap sejumlah klaim yang dibuat tentang InterSastra dan pendirinya oleh seorang mantan anggota tim InterSastra dan panitia CERITRANS di Twitter pada Juni 2021. Kami membuat pernyataan ini untuk mewakili dan memperjelas posisi InterSastra sebagai organisasi seni informal akar rumput, yang tumbuh dari inisiatif pribadi sejak 2012 menjadi organisasi sukarelawan seperti sekarang ini dengan kontribusi dari banyak anggota sejak tahun 2020, dan juga sebagai upaya tanggung jawab dan transparansi kami terhadap publik dan semua yang pernah mendukung InterSastra.
Pernyataan publik ini kami persiapkan setelah melalui proses pengumpulan bukti-bukti berupa kontrak dengan donor dan para kolaborator, rekaman komunikasi dengan berbagai pihak melalui WhatsApp dan email, serta dokumen-dokumen yang relevan lainnya; perampungan pelaporan program CERITRANS kepada donor; evaluasi internal dengan panitia CERITRANS dan tim InterSastra; penerimaan masukan dari para kolaborator CERITRANS; serta proses perenungan, pertimbangan, dan penulisan yang matang, berhati-hati, dan makan waktu, dengan memperhatikan kesehatan fisik dan mental semua anggota tim.
Pernyataan ini tidak terbatas pada jalannya program CERITRANS, melainkan akan membahas komunikasi, kegiatan, dan posisi yang relevan antara Januari 2020 sampai dengan Agustus 2021. Klaim yang tidak diulas di sini dibahas dalam pernyataan pendiri InterSastra, yang dapat dibaca pada laman web terpisah ini.
Izinkan kami mengurai isu-isu yang disebut satu demi satu.
1) Pembayaran mantan anggota tim tersebut
Ketika mantan anggota tim yang disebut di atas (yang bersangkutan/ybs.) meninggalkan tim CERITRANS dan InterSastra pada awal April 2021, kami tidak memberikan kejelasan tentang kapan ybs. akan dibayar, karena dana donor belum kami terima pada saat itu. Kami kini sadar bahwa ini adalah kesalahan, dan seharusnya kami memberikan penjelasan kepada ybs. terkait pembayarannya begitu dana dari donor kami terima. Akan tetapi, pada awal April kami sudah mengomunikasikan kepada ybs. bahwa haknya untuk dibayar akan dipenuhi sesuai anggaran dan proporsional dengan waktu kerjanya.
Sejak April 2021, tidak ada komunikasi antara kami dan ybs. hingga 20 Juni ketika ia mengirim email dan invoice kepada kami dan meminta agar pembayaran dilakukan 30 hari setelah tanggal invoice tsb. Kami berencana membayarnya, dan para kolaborator lain, pada akhir Juni. Namun, pada minggu 20-26 Juni, kami sedang sibuk mempersiapkan acara diskusi publik yang akan tayang pada 26 Juni, sehingga kami belum sempat untuk membalas email ybs. Meskipun kami telah merencanakan untuk membalas email ybs. pada malam tanggal 26 Juni, setelah acara diskusi, kami menyadari kami seharusnya membalas email-nya dengan lebih tepat waktu dan kami mohon maaf atas kelalaian kami.
Ybs. kemudian mengirim cuitan terkait pembayaran pada pagi 26 Juni, yang direspons oleh seorang anggota tim InterSastra yang bukan merupakan panitia CERITRANS dan berniat melakukan verifikasi. Tim panitia CERITRANS tidak sempat merespons cuitan tsb. karena kami sedang sibuk mempersiapkan acara diskusi untuk siangnya. Kemudian, pada acara diskusi publik CERITRANS 26 Juni yang berlangsung melalui Zoom, mantan anggota ybs. menuntut pembayaran berulang-ulang melalui fitur chat publik. Anggota panitia CERITRANS mendapat feedback dari narasumber bahwa chat tersebut memecah fokus diskusi, sehingga anggota panitia tsb. memutuskan untuk mengeluarkan ybs. dari ruang Zoom. Selepas diskusi, ybs. membuat utas Twitter pada 26 dan 27 Juni yang memuat klaim negatif terhadap InterSastra dan pendirinya. Sejak itu, kami telah mengirimkan komunikasi pribadi kepada ybs. bahwa ia akan dibayar dalam 30 hari setelah tanggal invoice, sesuai permintaan dan sesuai rencana kami semula. Kami sudah melunasi pembayaran kepada ybs. pada 8 Juli dan ia pun sudah mengonfirmasi penerimaan pembayaran.
2) Pembayaran anggota tim panitia dan kolaborator CERITRANS
Terkait pembayaran atas jasa anggota tim panitia dan kolaborator CERITRANS, besar dan waktu pembayaran sudah disepakati oleh anggota tim dan para kolaborator secara lisan atau melalui pesan WhatsApp, yang kemudian dikukuhkan dalam kontrak. Pembuatan kontrak ini dilakukan setelah mantan anggota ybs. meninggalkan tim, sehingga ia sepertinya tidak tahu tentang proses tsb.
Waktu pembayaran yang kami jadwalkan adalah setelah rangkaian kegiatan CERITRANS selesai dan tidak lebih lambat daripada 30 Juni bagi sebagian besar kolaborator, atau 31 Juli bagi beberapa kolaborator yang masih harus menyerahkan kewajiban pada bulan Juli.
Kami menganggap pembayaran anggota tim dan kolaborator sebagai tanggung jawab yang serius. Kami selalu terbuka untuk berkomunikasi dengan semua anggota tim dan kolaborator terkait pembayaran ataupun hal lainnya, yang akan kami tanggapi dalam rentang waktu yang masuk akal mengingat kesibukan kami. Pun kami telah mengomunikasikan kepada anggota tim dan kolaborator bahwa pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan dalam kontrak. Pada saat pernyataan ini terbit, kami sudah membayar semua anggota tim panitia dan kolaborator CERITRANS.
Bagaimana besar bayaran ditentukan dibahas di poin selanjutnya.
3) Lingkup kegiatan dan budget CERITRANS
Proposal program hibah CERITRANS ditulis bersama-sama oleh Eliza, Gaia (anggota tim InterSastra dan panitia CERITRANS), dan mantan anggota tim ybs. pada November 2020, satu minggu sebelum deadline, di mana ketiganya merangkai dan menyetujui rangkaian kegiatan dan budget bersama-sama.
Rangkaian kegiatan sesuai proposal dan kontrak CERITRANS adalah: 10 sesi lokakarya penulisan dan pementasan, dan sebuah perpustakaan digital/situsweb yang mencakup hasil-hasil karya tulis dan film pementasan. Karya-karya tulis tsb. diilustrasikan, diterjemahkan, diterbitkan, dan dicetak sebagai poster/stiker, lengkap dengan QR code yang menuju ke film pementasan, dan disebarluaskan di Indonesia dan UK. Proses bekerja dan berkarya juga akan dipublikasikan melalui kampanye media dan media sosial, serta didokumentasikan dalam bentuk foto dan video. Panitia juga akan menyediakan tim pendamping psikologis bagi para kolaborator transpuan, melakukan penilaian hasil kegiatan (impact assessment), menyediakan penerjemah bahasa isyarat dan kebutuhan akses lainnya sesuai kemampuan, dan melaksanakan acara peluncuran dan diskusi publik dengan tema yang relevan dengan CERITRANS.
Untuk rangkaian kegiatan itu kami meminta dana maksimal yang diperbolehkan oleh hibah tsb., yaitu sebesar 7500 GBP atau 141 juta rupiah. Kami sadar dengan dana itu kami tidak akan bisa membayar anggota tim dan para kolaborator sesuai dengan standar industri, maka kami membuat budget dengan menggunakan sliding scale berdasar beban kerja, lama kerja, serta pengalaman dan lingkup tanggung jawab (project manager dibayar lebih daripada project officer, misalnya, karena lingkup tanggung jawabnya lebih besar, walau beban kerja pada titik tertentu bisa jadi sama beratnya).
Dana yang kami terima dibayarkan oleh donor dalam dua termin (tidak langsung 100%), dan sesuai kondisi hibah, kami terima sebesar 80% pada 30 April. Mengingat keterbatasan tersebut, dana yang sudah kami terima kami prioritaskan untuk kegiatan produksi karya para kolaborator transpuan, seperti:
kuota internet untuk para kolaborator transpuan
sewa studio untuk latihan pementasan dan syuting
beli properti untuk syuting
uang transportasi untuk para kolaborator transpuan
uang saku tim pendamping psikologis
pembayaran uang hak cipta para kolaborator transpuan
Setelah biaya-biaya tsb. lunas, kami membayar semua kolaborator, kemudian kami membayar anggota tim panitia antara bulan Juni dan Juli. Ada dua orang kolaborator yang dibayar lebih dulu pada Mei, karena mereka ada kebutuhan darurat, dan kami percaya bahwa mereka akan tetap menunaikan kewajibannya. Seperti kami jelaskan di atas, saat ini kami sudah membayar semua anggota tim dan kolaborator kami sesuai dengan kesepakatan. Terakhir, anggota panitia Eliza dan Gaia dibayar setelah kami menerima 20% dana terakhir dari donor, yaitu pada September 2021, karena keduanya bertanggung jawab atas pembayaran semua kolaborator dan anggota tim yang lain, dan keduanya setuju untuk dibayar terakhir.
Kemudian, seiring berjalannya program, kami semakin menyadari bahwa rangkaian kegiatan yang direncanakan terlampau ambisius untuk dana 141 juta rupiah itu. Karena itu, kami sangat berterima kasih kepada semua anggota tim dan kolaborator yang bersedia dan sepakat untuk dibayar dengan harga yang lebih rendah daripada standar industri. Belajar dari pengalaman ini, ke depannya kami akan merencanakan kegiatan lebih sesuai dengan budget yang tersedia. Kami akan berupaya sekeras mungkin untuk tidak lagi terlampau ambisius dalam merancang kegiatan, dan akan lebih memperhatikan kapasitas, budget, juga waktu dan energi semua anggota tim dan kolaborator.
4) Klaim terkait misgendering dan queer erasure
Pada chat Zoom acara diskusi CERITRANS 26 Juni seorang anggota panitia berkata "we don't center cis payment". Itu bukanlah posisi resmi panitia CERITRANS ataupun tim InterSastra, melainkan jawaban anggota tsb. yang terlontar dalam keadaan konsentrasi terpecah antara memperhatikan diskusi dan merespons kepada tuntutan mantan anggota tadi. Anggota tsb. tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa mantan anggota ybs. adalah cis, dan anggota tsb. sudah meminta maaf kepada ybs. atas perkataannya itu. Untuk perkataan tersebut, kami sebagai panitia CERITRANS dan tim InterSastra juga minta maaf. Kami tidak bertanya apa gender anggota tim dan kolaborator sebelum memutuskan urutan pembayaran. Kami pun tidak bertanya perihal identitas lainnya.
InterSastra adalah sebuah organisasi informal berbasis relawan yang terbuka bagi siapa saja, termasuk kawan-kawan dengan identitas gender dan seksualitas apa pun, selama mereka ingin berkontribusi kepada organisasi. Kami tidak pernah membuat pernyataan melarang identitas apa pun, sehingga kami tidak tahu apa referensi mantan anggota ybs. sehingga mengatakan "when i said i was genderqueer, i was told the only options to be was either cis or trans." Setelah kami telaah, kemungkinan ybs. merujuk kepada saat kami secara internal mendiskusikan pembuatan poster untuk International Women’s Day 2020. Jika memang momen ini yang dirujuk oleh ybs., maka kami rasa klaim tersebut tidak adil.
Saat diskusi IWD 2020 tsb., ada pembahasan tentang kata sifat apa saja yang akan diikutkan dalam poster, termasuk cis, trans, dan queer. Saat itu, ada salah satu anggota InterSastra yang bilang queer itu tidak merujuk ke identitas gender, tetapi ke orientasi seksual. Kemudian ybs. mengatakan bahwa dirinya genderqueer. Setelah diskusi, kami kemudian menyetujui akan mengikutkan adjektiva cis, trans, dan queer dalam poster. Anggota tadi telah belajar dari diskusi ini bahwa istilah queer juga bisa merujuk kepada identitas gender. Pada diskusi itu, kami juga mengingatkan untuk memperhatikan bahwa istilah untuk identitas gender dan orientasi seksual selalu berkembang dalam komunitas LBGTQIA+. Harapan kami, diskusi-diskusi seperti ini menjadi ruang belajar bagi semua anggota.
Layaknya kelompok masyarakat mana pun, masing-masing anggota kami memiliki tingkat pengetahuan dan pemahaman yang berbeda-beda terkait gender, tetapi ruang komunikasi internal kami selalu terbuka untuk diskusi tentang gender dan hal-hal lain. Apabila dalam diskusi tersebut ybs. merasakan bahwa telah terjadi erasure, hal tersebut tidak pernah disampaikan kepada kami sebelum cuitan publiknya. Ruang komunikasi tim seharusnya dapat menjadi wadah pertukaran dan pembelajaran bagi semua anggota, dan seiring dengan berkembangnya organisasi ke depan, kami akan berusaha merawat ruang tersebut dengan lebih baik lagi, lebih terbuka, penuh penerimaan dan rasa percaya, dan penuh refleksi.
Pada pertemuan InterSastra untuk para anggota baru, Januari 2020, yang juga dihadiri oleh mantan anggota ybs., kami sudah mengatakan bahwa jika ada anggota tim yang mengatakan sesuatu karena perspektif yang kurang sempurna tentang gender, kelas, dsb., maka ia dan tim akan terbuka pada kritik dan masukan dan mendorong satu sama lain untuk menjadi lebih sadar dan lebih baik. Tentunya kami sebagai organisasi tidak sempurna, tetapi kami selalu mencoba membicarakan perbedaan pendapat dan perasaan dengan terbuka, dan para anggota didorong untuk mendengarkan satu sama lain, mengoreksi ketika diperlukan, dan saling belajar.
Bahkan sebelum mantan anggota ybs. meninggalkan InterSastra dan membuat klaim negatifnya, pada 18 Maret 2021 kami sudah pernah mengusulkan untuk mengadakan sesi lokakarya internal tim InterSastra untuk meningkatkan wawasan terkait gender, kelas, dsb. dan dilakukan setelah program dan evaluasi CERITRANS berakhir. Rencana lokakarya ini adalah bentuk komitmen InterSastra untuk membuka ruang pembelajaran antar-anggota tim, untuk saling bertukar pengetahuan dan berbagi perspektif, serta meningkatkan kapasitas serta empati sesama anggota tim. Hal ini penting agar para anggota InterSastra, yang terdiri dari individu dengan latar belakang dan identitas berbeda-beda, dapat terus memiliki pemahamanan dan welas asih yang baik terkait berbagai kelompok yang sering dipinggirkan dan berbagai isu yang seringkali kami soroti sesuai dengan misi InterSastra. Kami berkomitmen untuk selalu belajar menjadi lebih baik, lebih inklusif, dan berempati.
5) Klaim kami menuduh ybs. menyebabkan transfobia
Kami menjunjung tinggi kebebasan berekspresi dan tidak pernah bermaksud membungkam mantan anggota ybs., apalagi menuduhnya menyebabkan transfobia. Setelah ybs. menulis utasnya di Twitter pada 26 Juni, salah seorang anggota panitia CERITRANS dan tim InterSastra mengirimkan pesan secara pribadi kepadanya. Anggota ini bertindak atas inisiatif sendiri atas dasar persahabatan masa lalu dengan mantan anggota ybs., dan menyampaikan kepadanya bahwa email dan permintaan pembayarannya akan ditindaklanjuti setelah acara diskusi selesai.
Anggota panitia ini meminta maaf kepada ybs. karena belum sempat membalas email-nya, karena banyaknya tanggung jawab yang harus dipikul panitia menjelang acara diskusi tsb. Secara pribadi, anggota panitia ini memahami dan memperhatikan keluhan ybs., dan menyesali cara penyampaiannya yang mengambil ruang yang didedikasikan untuk pembicara trans dan nonbiner yang diundang untuk berbicara pada acara diskusi.
Anggota panitia ini menganggap bahwa keluhan yang disampaikan ybs., yang pada awalnya tidak dirinci bahwa ditujukan kepada InterSastra, membuatnya seolah-olah ditujukan kepada semua peserta CERITRANS, termasuk para kolaborator transpuan dan pekerja queer dan genderfluid. Anggapannya ini didasarkan pada kekhawatiran yang diungkapkan oleh beberapa peserta bahwa pengaduan yang disampaikan ybs. selama acara diskusi dapat mengundang kritik publik terhadap karya para kolaborator transpuan dan memengaruhi penerimaan cerita.
Apa yang disampaikan anggota panitia dalam chat personal ini adalah pendapatnya sendiri dan tidak mewakili posisi resmi panitia CERITRANS atau tim InterSastra. Anggota panitia ini mengakui dan menyayangkan pilihan kata-katanya yang mengundang kesalahpahaman publik. Anggota panitia ini juga menyayangkan kurangnya penjelasan dari dirinya sebelumnya tentang konteks chat-nya tersebut. Anggota panitia ini pun telah melakukan banyak perenungan tentang program dan kontribusinya agar dapat menjadi lebih mindful di masa depan.
6) Terkait klaim abuse dan eksploitasi
InterSastra adalah organisasi informal akar rumput yang sepenuhnya terdiri dari relawan. Kami membayar anggota tim kami ketika mereka terlibat dalam proyek yang didanai donor atau hibah, seperti CERITRANS. Sebagai sebuah organisasi informal dengan anggota dari berbagai latar belakang, tiap anggota memiliki kesibukan dan kesediaan waktu yang berbeda-beda, dan komunikasi antar-anggota sering terjadi secara informal di luar jam kerja standar (9 pagi-5 sore) dan di antara kesibukan masing-masing. Tidak adanya jam kerja yang jelas ataupun formal dapat berkontribusi pada persepsi eksploitasi yang mungkin dirasakan beberapa pihak. Namun, hal itu tidak pernah menjadi niat atau tujuan kami.
Kami juga mengakui bahwa usaha InterSastra untuk berkegiatan secara inklusif, progresif, dan edukatif, serta menghasilkan karya dan konten media sosial yang bersifat demikian, tidaklah mudah. Anggota kami mencurahkan waktu, energi, dan upaya yang tidak sedikit untuk melaksanakan kegiatan dan menciptakan karya. Isu-isu yang kami angkat dalam karya dan kegiatan seringkali bersifat sensitif, serius, dan membutuhkan pendekatan yang berhati-hati. Ini dilakukan atas kesediaan dan keinginan anggota sendiri, tetapi kami menyadari bahwa anggota kami dapat merasa ini sebuah tuntutan dan tanggung jawab yang besar. Hal ini, ditambahkan dengan pekerjaan tanpa bayaran, perbedaan waktu kerja antar-anggota, serta kesibukan dan pekerjaan sehari-hari masing-masing anggota, bisa saja menyebabkan anggota merasa diberatkan atau tertekan dalam bekerja, meskipun tugas InterSastra sebenarnya dilakukan atas dasar sukarela. Hal ini dapat saja dilihat oleh beberapa pihak sebagai eksploitasi. Akan tetapi, sekali lagi, eksploitasi anggota tidak pernah menjadi niat atau tujuan kami.
Menjelang peluncuran CERITRANS, mantan anggota ybs. mengambil waktu istirahat/cuti sejenak; dan karena memburuknya komunikasi tim dan masalah seputar peluncuran CERITRANS, ia mungkin merasa harus kembali bekerja lebih awal daripada yang ia inginkan. Meskipun tidak pernah ada niat kami untuk memaksanya kembali bekerja, dalam retrospeksi kami tentu bisa berbuat lebih baik untuk menghormati boundaries masing-masing anggota. Selama sisa program CERITRANS, kami memberikan waktu istirahat yang tidak terputus ketika anggota memintanya, selama yang mereka butuhkan dan selama tidak mengganggu pemenuhan kewajiban kami sebagai tim.
Karena pekerjaan dalam InterSastra dilakukan secara informal dan sukarela, di luar proyek yang didanai dan melibatkan kontrak dengan pihak-pihak lain, kami memberikan keleluasaan seperti fleksibilitas dengan deadline, tidak adanya penalti nyata ketika anggota menunda atau tidak menyelesaikan pekerjaan, periode time-off yang diberikan kapan pun anggota membutuhkan, dan kebebasan bagi tiap anggota untuk keluar tanpa syarat atau penalti sama sekali, sambil juga mempertimbangkan well-being kolektif. Kami selalu mencoba terbuka untuk berkomunikasi dan beradaptasi ketika ada hal-hal tidak enak yang disampaikan oleh para anggota dan memperbaiki kekurangan kami. Kami pun senantiasa mencoba menciptakan suasana yang penuh kasih, dengan menanyakan kabar anggota dan melakukan refleksi atas kerja kami. Tentunya kami tidak selalu sempurna dalam perjalanan kami, dan kami menyesal bahwa proses ini tidak dirasakan secara positif oleh semua anggota selama ini, tetapi kami berkomitmen untuk menjadi lebih baik.
Beberapa hal yang telah dan akan kami lakukan untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya, antara lain:
membuat sesi Zoom dan formulir Google untuk meminta masukan dari semua kolaborator CERITRANS supaya manajemen proyek kami menjadi lebih baik lagi ke depannya, lalu melakukan refleksi dan perbaikan konkret berdasarkan masukan-masukan tsb.;
mengupayakan evaluasi/audit oleh pihak ketiga untuk proyek CERITRANS, tergantung pada dana dan kapasitas kami dan pihak ketiga tsb.;
menyusun kegiatan yang tidak lagi terlalu ambisius dan lebih sepadan dengan dana yang tersedia, kapasitas, dan waktu para anggota panitia;
terus mendiskusikan, menyusun, dan memberikan SPK (kontrak) kepada semua kolaborator dengan lingkup kerja, deadlines, dan jumlah dan waktu pembayaran yang jelas dan telah disepakati bersama sejak awal;
meriset standar harga dan upah untuk berbagai keperluan dan pekerjaan yang belum kami miliki referensinya, dan kemudian menggunakan standar tsb. dalam merancang budget program ke depannya;
membuat SOP untuk berbagai posisi dan keperluan (pelaporan kegiatan, medsos, dsb.);
selalu memelihara komunikasi yang terbuka, profesional, dan penuh kasih dengan semua anggota tim dan kolaborator;
terus check-in secara teratur dengan anggota dan menumbuhkan budaya tim di mana pemeliharaan diri (self-care) dipraktekkan untuk well-being tiap anggota sendiri dan sebagai bagian dari pemeliharaan kolektif (collective care).
Kami harap pernyataan ini dan upaya-upaya di atas menunjukkan bahwa kami menanggapi semua klaim, kritik, dan masukan dengan sangat serius. Pernyataan publik ini akan kami ikuti dengan perubahan dan peningkatan kinerja dan etika organisasi yang lebih baik, adil, profesional, dan penuh welas asih.
Akhir kata, kami berharap bahwa apa yang telah terjadi tidak mengurangi apresiasi publik terhadap karya-karya para kolaborator yang dipublikasikan melalui InterSastra, baik para transpuan di CERITRANS, para penyintas kekerasan berbasis gender di House of the Unsilenced, para buruh dan kelompok kreatif di Fashion ForWords, dan para penulis serta penerjemah di serial Unrepressed dan Diverse Indonesia. Karya tersebut sejatinya adalah merupakan hasil jerih parah dan milik para penciptanya masing-masing, sehingga baik pencipta dan karyanya sepantasnya tetap mendapatkan apresiasi dan dukungan publik.
Terima kasih.
———
INTERSASTRA TEAM'S STATEMENT
26 September 2021
This statement is in regard to the claims and allegations made about InterSastra and its founder by a former member of our team and of the CERITRANS (Trans Stories Transcending Borders) committee on Twitter in June 2021. We make this public statement to represent and clarify the position of InterSastra as an informal grassroots arts organization, which has grown from a personal initiative since 2012 to become a volunteer organization as it is today with contributions from many members since 2020, and to be accountable and transparent to the public and those who have supported InterSastra.
We prepared this public statement after collecting evidence in the form of contracts with donor and collaborators, recorded communications with various parties via WhatsApp and email, and other relevant documents; completing the CERITRANS program reporting to the donor; internal evaluation with the CERITRANS committee and the InterSastra team; collecting input from CERITRANS collaborators; as well as a thorough reflection and writing process, taking into account the physical and mental health of all team members.
This statement is not limited to the CERITRANS program, but will discuss communication, activities, and other relevant aspects pertaining to InterSastra between January 2020 to August 2021. The claims that are not discussed here are discussed in the statement of InterSastra’s founder, which can be read on this separate webpage.
Let us break down the issues mentioned one by one.
1) Payment of the former team member above
When the former team member mentioned above left the CERITRANS committee and InterSastra team in early April 2021, we did not provide clarity about when they were going to be paid, because we had not received any funds from the donor at that time. We now realize that this was a mistake, and we should have informed the former member about their payment as soon as we received funds from the donor. However, in early April, we communicated to the former member that their right to be paid would be fulfilled, in accordance with the budget and in proportion to the amount of time they worked for CERITRANS.
After April 2021, there was no communication between us and the former member, until June 20 when they sent us an email and an invoice asking that payment be made 30 days after the invoice date. We had planned to pay them, along with other collaborators, by the end of June, but during the week of June 20-26, we were busy preparing for a public discussion event that would air on June 26, so we neglected to reply to their email. Although we had planned to reply to their email on the evening of June 26 after the discussion event, in hindsight we should have replied in a more timely fashion and we are sorry for our oversight.
The former member then sent a tweet regarding their payment on the morning of June 26, to which a member of the InterSastra team who was not part of the CERITRANS committee responded and intended to verify. The CERITRANS committee did not have time to respond to the tweet because we were busy preparing the discussion. Then, at the CERITRANS discussion event on June 26, which took place via Zoom, the former member repeatedly demanded their payment via the public chat feature. CERITRANS committee members received feedback from the discussion speakers that the chat broke the focus of the discussion, so a committee member decided to remove the former member from the Zoom discussion room. After the discussion event, the former member created Twitter threads on June 26 and 27 containing allegations against InterSastra and its founder. Afterward, we sent private communications to them, informing them that they would be paid within 30 days after the invoice date, as requested and according to our plan. We conducted payment to the former member on July 8 and they have confirmed receipt of payment.
2) Payment of the CERITRANS committee members and collaborators
Regarding payment of the CERITRANS committee members and collaborators, the amount and date of payment was agreed upon by the committee members and collaborators verbally or via WhatsApp messages, which were then confirmed in the contracts. Contracts were drawn after the former member above had left the team, so unfortunately, they would not have known about the process.
We scheduled payments after the CERITRANS activities were completed and no later than June 30 for most collaborators, or July 31 for some collaborators who still had to submit obligations in July.
We take payment of committee members and collaborators very seriously. We are always open to communicating with all committee members and collaborators regarding payments or other matters, to which we will respond within a reasonable timeframe given our busy schedule. We have also communicated to committee members and collaborators that payments are made as agreed in the contract. At the time of publication of this statement, we have paid all committee members and collaborators.
How the amount of each committee member's or collaborator's payment is determined is discussed in the next point.
3) CERITRANS' scope of activities and budget
The CERITRANS grant proposal was written jointly by Eliza, Gaia (an InterSastra team and CERITRANS committee member), and the former InterSastra member mentioned above in November 2020, one week before the deadline. The three of them designed and agreed on a series of activities and budgets together.
The series of activities according to CERITRANS' proposal and contract were: 10 sessions of writing and performance workshops, and a digital library/website that would include the resulting written works and filmed performances. The written works were to be illustrated, translated, published, and printed as posters complete with QR codes leading to the filmed performances, and distributed in Indonesia and the UK. The creative process was also to be documented in the form of photos and videos, and publicized through social media and a media campaign. The committee was to provide a psychological first-aid team for trans women collaborators, conduct an impact assessment, provide sign language interpreters and other access needs as required, and carry out a launch event and a public discussion with a topic relevant to CERITRANS.
For this series of activities, we asked for the maximum amount allowed by the grant, which was 7500 GBP or 141 million rupiah. We were aware that with these funds we would not be able to pay team members and collaborators according to industry standards, so we created a budget using a sliding scale based on workload, length of work period, experience and scope of responsibility (for example, a project manager was allocated more pay than a project officer because the former's scope of responsibility was bigger, although their workloads at a certain point might have been the same).
The funds were paid by the donor in two parts, and as per the grant's conditions we received 80% on April 30. Given these limitations, we prioritized giving the funds that we received to the trans women collaborators for the production of their work, such as:
internet package for the trans women collaborators
studio rental for performance workshops and filming
buying props for shooting
transportation allowance for the trans women collaborators
stipend for the psychological first-aid team
payment of rights fees for the trans women collaborators
After the above costs were covered, we paid all the collaborators, then we paid the committee members between June and July. There were two collaborators who were paid in advance in May, because they had an emergency need, and we trusted that they would continue to fulfill their obligations. As we mentioned above, currently we have paid all our team members and collaborators. Committee members Eliza and Gaia were paid last after we had received the final 20% of funds from the donor in September 2021. We take this decision as both Eliza and Gaia are responsible for paying all collaborators and other committee members, and as both have agreed to be paid last.
As the program progressed, we realized even more clearly that the planned series of activities was too ambitious for the 141 million rupiah budget. Therefore, we are very grateful to all committee members and collaborators who were willing and agreed to be paid a lower rate than the industry standard. Learning from this experience, in the future we will plan activities more in line with the available budget. We will try our best to not be over ambitious in designing activities, and will pay more attention to the capacity, budget, time and energy of all team members and collaborators.
4) Claim regarding misgendering and queer erasure
In the Zoom discussion event on June 26, a CERITRANS committee member wrote in a chat "we don't center cis payment". This is not the official position of the CERITRANS committee or InterSastra team. This particular committee member wrote that chat in a distracted state, between paying attention to the discussion and responding to the former member's demands. This committee member did not mean to say that the former member was cisgender, and this member has already apologized to the former member. Again, for those words, we as the CERITRANS committee and the InterSastra team also apologize. We do not ask team members and collaborators about their gender or other identities to decide the order of payment.
InterSastra is an informal, volunteer-based organization that is open to anyone, including people of any gender identity and sexuality, as long as they want to contribute to the organization. We have never made any statement prohibiting any identity, so we are not sure what the former member was referring to when they said "when i said i was genderqueer, i was told the only options to be was either cis or trans." It is possible that they were referring to when we were internally discussing the creation of posters for International Women's Day (IWD) 2020—if this is indeed the moment the former member is referring to, then we think the claim is unfair.
During the IWD 2020 discussion, we talked about what adjectives would be put on the poster, including cis, trans, and queer. At that time, there was another member of InterSastra who said that queer did not refer to gender identity, but sexual orientation. Then the now former member said that they were genderqueer. After discussion, we agreed to include the adjectives cis, trans, and queer in the poster. The first member above learned from this discussion that the term queer could also refer to gender identity. At the discussion it was also noted that the terms for gender identity and sexual orientation are always evolving in the LBGTQIA+ community. We hope that discussions like this become a learning opportunity for all members.
Like any community or group, each of our members has a different level of knowledge and understanding regarding gender, but our internal communication space is always open for discussion about gender and other topics. If during the discussion above, the now former member felt that they had been erased, it was not communicated to us before their public tweet. We believe our internal communication space should be a place for exchanges of knowledge and mutual learning for all members, and moving forward we will work to nurture this space to be more open, full of trust and understanding, and full of reflection.
At the InterSastra meeting for new members, January 2020, which was also attended by the now former member, we said that if a team member said something because of an incomplete perspective or awareness on gender, class, etc., then they and the team would be open to criticism and feedback, and to encourage one another to be more aware. Of course we as an organization are not perfect, but we always try to talk about differences of opinion and feelings openly, and members are encouraged to listen to one another, correct each other when needed, and learn from one another.
Even before the former member above left InterSastra and made their allegations, on 18 March 2021 we had suggested to hold an internal InterSastra team workshop session to increase our knowledge regarding gender, class, and similar issues to be carried out after the CERITRANS program and evaluation ends. This workshop plan is a form of InterSastra's commitment to open a learning space between team members, to exchange knowledge and share perspectives, and to increase capacity and empathy among team members. This is important so that InterSastra team members, consisting of individuals with different backgrounds and identities, can continue to have a good understanding and compassion regarding diverse groups that are often marginalized and the various issues that we often highlight in accordance with InterSastra's mission. We are committed to always learning to be better, more inclusive, and more empathetic.
5) Claim that we accused the former team member of causing transphobia
We value freedom of expression very highly and never intended to muzzle the former member concerned, let alone accuse them of causing transphobia. After they wrote their thread on Twitter on June 26, a member of the InterSastra team sent them a private message. This member acted on their own initiative on the basis of past friendship with the former member, and informed them that their email and payment request would be followed up after the discussion event was over.
This member also apologized to the former member for the delay due to the long list of responsibilities the committee had to juggle leading up to the discussion event. Personally, this committee member understood and duly noted the former member's grievances, though they regret the way their public expression took up the space dedicated for the trans and nonbinary speakers invited to speak in the discussion event.
This member considered that the complaints, which were initially not specified as being addressed to InterSastra, made it appear as if they were addressed to all CERITRANS participants, including the trans women collaborators and queer and genderfluid workers. This was based on the concerns expressed by several participants, that the complaints made by the former member during the discussion could invite public criticism of the work of the trans women collaborators and that the appreciation of their stories could be affected.
What the committee member conveyed in their private chat is their own personal opinion and does not represent the official position of the CERITRANS committee or the InterSastra team. This member acknowledges and regrets their poor choice of words which invited public misunderstanding, and also regrets the lack of explanation from them previously about the context of their chat. They have taken the time to reflect on the program and their contributions to be more mindful in the future.
6) Claim of of abuse and exploitation
InterSastra is an informal grassroots organization made up entirely of volunteers. We pay our team members when they are involved in donor- or grant-funded projects, such as CERITRANS. As an informal organization with members from various backgrounds, each member has a different schedule and availability, and communication between members often occurs informally outside of standard working hours (9 am-5 pm) and while juggling other jobs or responsibilities. The absence of clear or formal working hours can contribute to perceptions of exploitation. However, this was never our intention or goal.
We also acknowledge that InterSastra's efforts to be inclusive, progressive and educational, as well as to produce works and social media content of this nature, are not easy. Our members devote considerable time, energy and effort to carry out activities and create works. The issues we raise in our works and activities are often sensitive, serious, and require a thoughtful approach. This is done at the members' own willingness and desire, but we recognize that our members may feel that this is a huge demand and responsibility. This, coupled with unpaid work, differences in working time between members, as well as work load at day jobs and other responsibilities, can cause members to feel burdened or stressed, even though InterSastra's work is actually done on a voluntary basis. This may be seen by some as exploitation. However, once again, exploitation of members is never our intention or goal.
Nearing the launch of CERITRANS, the former member took some time-off and because of deterioration of team communication and problems surrounding the CERITRANS launch, they might have felt that they had to return to work earlier than they had wanted to. While it was never our intention to force them back to work, in retrospect we certainly could have done better to respect members’ boundaries. During the remainder of the CERITRANS program, we provided uninterrupted time-off when members requested it for as long as they needed, and as long as it didn't interfere with the fulfillment of our contractual obligations as a team.
As the work in InterSastra, outside of funded and contracted projects, is done informally and voluntarily, we give flexibility with deadlines, no real penalties when members delay or don't complete work, time-off periods whenever members need them, and the freedom for each member to quit without any conditions or penalties at all, while also taking collective well-being into account. We always try to be open to communicating and to adapt when there are unpleasant things that are conveyed by our members and to improve our shortcomings. We also always try to create a nurturing atmosphere, by checking in on members and reflecting on our work processes. Of course, we are not always perfect, and we regret that this process has not been perceived positively by all members, but we are committed to becoming better.
Some of the things we have done and will do to improve in the future, among others:
create Zoom sessions and Google surveys to ask for input from all CERITRANS collaborators so that our project management will be better in the future, then reflect and make concrete improvements based on those inputs;
seek evaluation/audit by a third party for the CERITRANS project, depending on funding and the capacity of us and that third party;
develop projects that are not overly ambitious and more commensurate with the available funds, as well as team members' capacity and time;
continue to provide contracts to all collaborators with clearly stated scope of work, deadlines, amount and date of payment, which have been discussed and agreed upon with the collaborators from the start;
research prices and wage standards for various purposes and jobs for which we do not yet have references, and then use those standards in designing future program budgets;
make SOPs for various positions and purposes (activity reporting, social media, etc.);
always maintain open, professional and compassionate communication with all team members and collaborators;
continue checking in regularly with members and cultivate a team culture where self-care is practiced for one’s own well-being and as part of collective care.
We hope that this statement and the efforts above demonstrate that we take all allegations, criticisms and feedback very seriously. We will follow up this public statement with changes and improvements in organizational performance and ethics that are better, fairer, professional, and compassionate.
Finally, we hope that what has happened will not reduce the public's appreciation of the works of collaborators published through InterSastra—the trans women collaborators in CERITRANS, the survivors of gender-based violence in House of the Unsilenced, the workers and creative groups in Fashion ForWords, and the writers and translators on the series Unrepressed and Diverse Indonesia. The works belong to their respective creators, and both the creators and their works deserve continued public appreciation and support.
Thank you.